Rabu, 29 April 2015

resume perspektif perilaku birorasi



1.     Perkembangan Teori Organisasi
Professor Weil bercerita, teori organisasi ,erupakan teori yang berusaha untuk menerangkan atau meramalkan bagaimana organisasi dan orang-orang berperilaku dalam berbagai strukturorganisasi, budaya, dan lingkungan. Beberpa teori organisasi dapat saling menyesuaikan (compatible), dan di banggun oleh konsep teori lainy. Teori-teori itu banyak memepergunakan istila, bahasa, jargon yang sama.
A.    Teori Organisasi Klasik

Tidak ada ketentuan tanggal, bulan, dan tahun di mulainya teori organiasasi klasik ini.
Kapan di mulainya ? tidak ada keteranggan tentang itu, hanya satu jejak yang dapat menelusuri pertanyaan di atas.
Teori organisasi klasik masa dominasiny dimulai sekitar 1930an, dan sampai sekarang masih di akaui memepunyai pengaruh yang besar, kata markle pada tahun 1980. Bertahun-tahun kemudian, teori klasik memperluas kawasan dan jangkuanya dasar asumsi dan ajaran-ajaranya, sebenarnya berakar pada revolusi industry 1700an, dan profesionalisme dari “mechanical engineering” “industrial engineering” dan ekonomi, dasar itu nampaknya sampai dominasinya tahun 1930an, tidak pernah berubah.
Ajaran pokonya sebagai berikut
a.       Organisasi itu munjul untuk mencapai produksi dan tujuan-tujuan ekonomi.
b.      Hanay ada satu cara terbaik untuk mengorganisasikan produksi, dan cara itu dapat di jumpai melalui penelitian yang sisitematik dan ilmiah.
c.       Produksi dapat di maksimalkan memalui spesialisasi dan pemnagian kerja
d.      Oaring dan organisasi bekerja haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip rasionalisasi dan efesiensi.
Padangan para pemikir teori organisasi klasik seperti yang tercemin dalam ajaran di atas, menunjukan refleksi dari nilai social yang hidup saat itu, waktu itu memang meupakan waktu yang, ”harsh” .hak-hak sebagi manusia dalam organisasi belum di hargai semestinya. Manusia masih dinaggap sebagia bagian dari produksi, setaraf dengan mesin yang menjadi bagian dari produksi pula. Denagn demikian manusia seabaia individu, yang memepunyai harga diri, dan persaaan, dan pikiran yang hakiki tidak hargai sebai seharusnya. Itualh sebabnya, konsep teori organisasi dapat di pahami dengan konteksnya yang hidup saat itu.
Selain itu dalam kelompok teori organisasi klasik ini tercatat, nama Max Weber (1864-1920). Seorang sosiologi yang cendiaka yang memepersembanhkan kepada dunia suatu organisasi yang birorasi, Teori birokrasi talah mamapu bertahan dan mendominasi samapai pada zaman teori kontemporer.
B.     Teori Organisasi Neoklasik

Teori organisasi neoklasikini sebenarnya tidak ada rumusan yang tepat dalam kaitanya denagn teori organisasi. Kapan mulainya. Sulit di tentukan. Hanya sebagai perkiraan, dapat dikatakan bahwa toeri klasik terjadi sebelum pernag dunia kedua, maka teori neoklasik in diperkirkan setelah perang sampai dengaan 1950-an. Jika diikuti berbagai teori organisasi yang mencapai reputasinya di sekitar perang dan hingga lima puluhan, Nampak para pendukungya tidak memepunyai konsep teori yang jelas, berbeda debgan teori klasik yang jelas konse,saran, dan lingkup kajianaya, sehingga teori noeklasik tidak mengembaknagan sesuatu “body of theory” yang dapat menganti teori organisasi klasik.
Walaupun demikian, aliran teori neoklasik ini amatlah penting dalam perkembanggan teori organisasi, aliran ini mendapat tempat dalam sejarah perkembanggan teori organisasi di amaerika serikt. Akan tetapi aliran ini dianggap sebagia pemuda pemberontak (a rebellious teenager), karena tidak mampu bertahan berdiri diatas konsepnya sendiri. Aliran neoklasik dinggap sebagi transisi dan reksioner dari aliran teori organisasi klasik
Menggapa aliran teori neoklasik ini di anggap sanggat penting di dalam perkembnggan teori organisasi ? jawbanya antra lain: pertama, aliran neoklasik ini dianggap gerakan yang berinisiatif mlepaskan dari pandangan ekanisme yang sederhna dari teori organisasi klasik. Aliran teori neoklasik memanantang beberapa ajaran teroi klasik. Teori klasik saat itu merupakan satu-satunya alira yang ada. Kedua, dalam proses menantang teori klaasik, aliran neoklasik mengujakan isu dan teori yang dapat di pergunkan sebagai landasan dan pedoman bagi pengikutunya, hal ini terbukti bahwa hamper semua artikel yang di tulis pada tahun 1960-an mengutip ahli-ahli dari alian neoklasik.
Aliran neoklasik ini memainkan peranan yang amat penting di dalam perkembangagn teori organisasi, para pendukungny memberikan pemikiran-pemikiran yang entelektual dan emperis uantuk menyedehanakan dan menyempurnakan aliran klasik, aliran neoklsik inilah yang mengawali konsepsi “buka-pintu” organisasi terhadappngaruh limgkumgannya, denagn kata lain aliran neoklasik ini merupakan aliran system terbuka (open system) dari teori organisasi, sedangkan aliran klasik merupakan perwujudan dari system penutup (closed system).







C.      Teori Organisasi Struktural Modren

Bisanya kalau seornag membicarakan structural organisasi, yang di kemukakan antra lain tata hubungan yang relative stabil antara jabatan-jabatan dan kelompok jabatan yan ada dalam suatu organisasi, Teori organisasi structural, membahas mengenai defesiansi vertiakal (misalnya tata jenajang organisasi< otorita, koordinasi) dan deerinsiasi horizontal antara unit-unit dalam suatu organisasi. Bagan organisasi merupakan satu-satunya alat yang memerjelas ketrangan ahli-ahli teori organisasi structural ini.
Beberapa asumsi dasar atau pokok ajaran aliarn ini dapat di simpukan sebagai berikut:
1)      Organisasi itu merupakan suatu instisi yang rasional denagn maksud yang mencapai tujuan yang telah di tetapkan, perilaku organisasi yang rasinal dapat di capai dengan baik melalui suatu sisitem aturan yang jelas dan otoritas yang formal, koordinasi dn penggendalian merupakan kunci tercapainya rasionalisasi dalam organisasi
2)      Struktur organisasi dikatakan baiak bagi organisasi, atau paling sedikit sesuai dengan organisasi, jika struktur tersebut sesuai dengan:
a.       Tujuan yang hendak di capai
b.      Kondisi lingkungan yang mengilingg organisasi
c.       Sifat produksi atau layanan yang di hasilkan/diberikan dan teknologio yang di ergunakan dalam proses produksi/pelayanan tersebut
3)      Spesialisasi dan pembagian keja akan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi/pelayanan, apalagi kalau diimbangi dengan kecakapan pelaksanaan dan professional yang tinggi.
4)      Hamper semua persolan (problems) dlam organisasi di akibatkan oleh struktur organisasi. Oleh karenanaya cara mengatasinya menyempurnkaan atau menganti struktur tersebut.
Para pemikir dan pendukung teori structural modern ini, antara lain,: Tom burns dan G.M Stalker, keduanya dari institute Tavistock di London, Inggris, Amitai Etzioni, Peter M. Blau,Rhicard M, Scott, Arthur H. Walker, Jay W, Lorsch,Paul R, Lawrence, dan termasuk pula Henry Mintzberg.
Etzioni memakai analisa matrik tiga-kali-tiga terhadap tujuan organisasi (antara lain; order/control goals,economic/financial goals dan cultural/symbolic goals) dengan struktur “compliance” kesimpulan etzioni dlam analisa matriknya bahwa:
1)      Organisasi yang mempunyai ”order goals” cenderung mempunyai suatu struktur “compliance” yang memaksa (coercive)
2)      Orgtanisasi yang mempunya “economic-golas” cenderung memepunyai struktru “omplaince”yang utilitarium
3)      Organisasi yang mempunayai “cultural-goals” cenderung mempunyai struktur “compliance” yang normative

D.    Aliran Organisasi Sistem dan Kontijensi

Sebenarnya ilmu-ilmu social memakai pendekatan analisa system sudah dimulai sejak perang dunia kedua, untuk mengamati ungkapan-uangkpan perilaku manusia ini, tidak terkecuali lanpangn manajemen dan organissi yang dpat di katakana sebagai ilmu dari ilmu-ilmu social tersebut, akan tetapi secar serius para ahli sosialisasi memeprhatikan pendekatan analisis ini baru sekitar 1966-1977. Pada tahun itu, dua penulis terkenal, Robert Katz dan Daniel Kahn, menerbtkan bukunya, The Social Psychology of OPrganization. (1966). Disini Katz dan Khan, mengartikulasikan konsep organisasi itu sebagai “open system” (system terbuka). Penulis lain james D. Thompson, mengumukakakn suatu statemen yang kental tentang sisitem yang “rasional” dn pendekatan kontijensi bagi suatu organisas. Statemenyaitu dikukuhkan dalam bukunya Organization in Action yang di terbitkan pada (1967).
Aliran system dan teori organisasi mempunyai dua tema konseptual atau komponen yang pokok, yakni: (1) pengertapan teori general systemnya Ludwig von bertalanffy (1951) dalam organisasi dan, (2) pengunaan teknik dan metode kuantitatif yang memamhami hubngan yang kompleks antra variable-variable organisasi untuk mengoptimlkan keputusan yang di ambil.
Bebrapa konsep pemikiran aliran system dalam organisasi ini berdasasrkan pemikiran-pemikiran aliran klasi. Norbert Wiener, seorang dari aliran klasik tahun 1948 menerbitkan bukunya cybertnetic. Konsep sibernetik dari Wiener ini yang mengemukakan bawha suatu organisasi itu system yang adptive. Analisis aliran tepri system ini Nampak jelas mempergunkan metode kuantitatif dan model. Dalam hal ini secara filasofis dan metedologis aliaran teori mirip dan sangat dekat dengan aliran managemen ilmiah yang di pelopori F.W Taylor. Managemen ilmiahnya tay;or juga memakai teory metode kuantitaif untyk menemukan “suatu cara terbaik” sedangkan aliran teori system memakainya untk menemukan pemecahan masalah yang optimal (optimal solution) dalam kenyataan, pendekatan konseptual dalam aliran konsep ini sangat mirip, itulah sebabnya aliran teori sisitem dalam organisasi ini serin kali di namakan “managemen science” atua administrative scince” awas hati-hati jangan saalsh menyebut deangan “scientific managemen” karena istilah yang terakhir itu menjadi atribut dari aliran taylor.

E.     Aliran Power dan Politik dalam Organisasi

Barangkali terjemahnya yang mendekati kecocokan dari istilah “power” ini ialah “kekuasan”. Kalau demikain, maka kita semua telah banyak mengetahui dan mememahmi kekuasan itu, pertama kali dalam hidup kita, kita masa kanak-kanak, kita mengenal kekuasaan sewaktu ibu berkta dan me;atrang kita yang dianggapnya membahayakan kita. Dengan demikian, pemahaman kita tentang kekuasaan, itu bukan barang lagi bagi kita, yang terbaru ialah, bagaimana mengitelektualisasikan pengertian dan pemahaaman terdebut.
Aliran kekuasan “power” menolak asumsi sedimikan itu. Organissi bukanlah naïve, tidak relistik, dan bukan pula kehabisan nilai praktisnya, organisasi system koalisasi antar individu yang kompeks, setiap kegiatanya memepunyai interes, kepercayaan, nilai, prefrensi, persfektif, dan persepsi sendiri. Koalisi antara individu ini kejar mengejar dengan kelangkaan sumber (resource) organisasi secara terus menurus.
Kekuasaan merupakan persoalan yang abadi dalam organisasi hal ini ditimbulkan karena adanya spesialisasi dan pembagian kerja ini akan mengakibatkan timbulnya ksetuan-kesatuan kecil atau organisasi-organissasi kecil yang memepunyai tingkat kepentingan yang berbeda satu sama lain, kesatuan-kesatuan inin saling berkompetisi dengan sumber-sumber organisasi yang langka, demikian pula dengan koalisi yang bersifat transit tadi. Pokok-pokok penmikiran diatas pernah di kemukakan oleh james D. Thompson dalam bukunya Organization in action.
Aliran structural modern dlam teori organisasi menemptkan “legitimate authpority” (yakni otoritas yang mengalir ke bawah mealalui hirarki organisasi) dan aturan formal pada tem,pat yang terpenting. Strukturis (ahli dan penganut structural modern) cenderung merumuskan power sejalan dan sama dengan ototriatas. Alira power dan politik dalam organisasi menekankan bahwa “authority” dan powewr di butuhkan untuk pengrahan (tidak hanya untuk yang mengalr kebawah mealalui hirarki organisasi). Dengan demikian untuk memahami perilaku dalam organisasi, sebaiknya di pahami terlebih daulu siapa-saipalkah “influencers” yang tampil, kebetulan apakah yang inggin di carinya dalam organosasi, dan bagaimakah kemampuanya melaksanakan power untk memenuhi kebutuhan tersebut, dalam salah satu baba bukunya tersebut, Mintzberg membahas siapakah “influencers” tersebut, dimana posisinya, dan dariaman asal power yang dimilikinya, bab itu ia beri judul, “The Power Game and The Player” adad sebelas kelompok yang di mungkinkan sebagai “influencers” dari sebelas it, lima kelompok dari kolisi luar tersbut anatara lain: para pemilik organisas, asossiasi, (suppliers, klien, para pesaing, dan lain-laniya) serikt kerja, organisasi kemasyrakatan, dan dewan direktur, adapun enam kelompok dari dalam anatara lain: kepala eksekutif, produser, pimpinan lini, analysts (staf spesialis) penjabat staf, dan yang terakhir menurut Mintzerbeg adlah ideology organisasi, ideology orgaisasi ini, menurut dia merupakan serakaian kepercaan yang disebarkan, (sbared) oleh influencers, dari dalam untuk memebedakan dengan orgaiasi lainya, factor organisasi ieologi organisasi ini nmapaknya merupka perhatian dari aliran terakhir teori organisasi, aliran kultur yang akan di bahas berikut ini.
F.       Aliran Teori Kebudayaan Organisasi
Aliran teori terbru saat sekarag ini, dan sering di sebut controversial adalah aliran kebuayaa, teori-teorinya berdassrkan asumsinya tetnag organisasi dan orang-orang yang berda di dalamnya. Asumsinya itu sangat berbeda dengan “mainline” dengan organisasi sebelummya.
Apakah yang di maksud dengan aliran kebudayaan organisasi ?Jawabanya dapat dikemukakan sebagi berikut: pertama, suatu aliran teori organisasi yang menekankan pada suatu kebudayaan yang hidup dalam organisasi, kebudayaan yang hidup itu mestinya tidak bisas melepaskan dari kebudayaan yang hidup dari masyarakat tempat organisasi itu berkiprah. Kebudayaan ini terdiri dari segala sesuatu yang tidak di raba (intangible things) antara lain: nilai, kepercayaan, asumsi, persepsi, norma perilaku, da pola, (pattern) sikap.kesemuanya itu tidak bisa dilihat dan di amatoi secar ksast mata. Akan tetapi semuanya merupakan kekuataan yang selalu berada di belakang kegiatana dan aktivitas organisasi yang dadapat di lihat dan dianmati oleh mata kepala kita, menurut kilma dan teman-temanya (1985) dalam buku mereka Gaining Control Of The Corporate Culture, kebudayaan organisasi merupakan energy social yang dpat mengerakkan orang-oran untuk bekerja, “budaya bagi organisasi laksana bagi kepribadian manusia  sesuatu yang tersembunyi, akan  merupakan tema yang menyatukan dan yang memeberiakn arti, pengrahaan dan mobilitas”.kedua, aliran kebudyaan organisasi merupkan aliran terbaru, suatu aliran orgnisasi memandadng, memikirkan, menganalisis, mempelajari, dan mencoba memahami organisaasi. Seperti halanya aliran power dan politik. Aliran kebudayaan memusastkan perhatiaya kepada “counterculture” dalam teor organisasi, asumsi teori, dan pendekatanya sasngat berbed dengan pendukung-pendukung aliran strukturul modern dan aliran system, aliran kebudayaan iniberbeda pendapat denagn kedua aliran dalam hal misaslnya, bagaimana organisasi membuat keputsan , dan bagaimana serta mengapa orang0oranf dalam berperilakau seperti yang mereka lakukan.
Aliran kebudayaan ini tergolog masih muda, karena msih tergolong masih muda maka tidak bisas dihindari dengan adanya perselisiahan, dan pertengkaran mempersoalkan perlu tidaknya, manfaat tidaknya aliran ini, namaun demikian, diantara perselisuhan itu nampaka adnaya persetujuan (consencus). Consensus diantara mereka itu antara lain:
a.       Mereka setuju bawha organisasi telah timbul
b.      Tipa kebudayaan organisasi relative mempunyai keunikan
c.       Kebudayaan organisasi di bangun oleh konsep-konsep social
d.      Kebudayaan organisasi memberikan kepada angaotanya suau vara untuk memahai arti peristiwa dan symbol
e.       Kebudayaan organisasi merupakan pelatuk yanag amat berpengaruh dalam memgrahkan perilaku organisasi, ia berfungsi sebagi mekanisme control terhadadp organiasi, dan penentu dari pola perilaku.




2.     Birokrasi: Suatu Pengalaman Diri
Sehabis diinaugrasi di sithinggil akhir 1969 saya tidak mempunyai rencana mau bekerja di mana, satu-satyu rencana yang ada saya harus menemui ibu yang tidak bisa dating menyertai say menerima ijazah doktorandus pospol. Dai seorang wanita yang mulia yang sudah bersusah payah membiayai anaknya sekolah, saya tidak menyia-yiankan kesemptan yang telah di beri beliau unuk belajar, untuk itu saya harus segera pulang untuk menyerahkam ijazah ini kepada ibuku.
Ketiak kami melamgkah memalui tangga sitihinggil dan memalui bamgsal pagelaran, saya di hmpiri oleh seorng dosen senior. Dia menawari saya beerja sebai dosen.
“datanglah besok ke kantor saya sekitar jam sebilan pagi”katanya setelah memberikan anjuran kepadda saya dan menjelaskan segala sesuatu yang menguntungkan kalu menjadi dosen.
Tawaran dosen ini benar-benar suatu godaan yang membelokkan niat untuk seger pualang, sementra itu, di tempat pondokan saya telah dating telegram dari Jakarta, dari seorang tokoh nasionalyang memanggil saya ke Jakarta segera menemui beliau, saya kagum sekali dengan tokoh ini, sayingnya beliau wafat di usai muda kecelakaan lalu lintas di luar negeri.
Setealh semua urusasn dengan fakultas saya selesaikan, termasuk lamaran saya menjadi dosen, saya berangkat ke Jakarta menemui tooh yang saya kagumi itu, berbulan-bulan saya di Jakarta niat menemui ibu selalu tertunda sampai saat pada akhirnya saya mendapat interlokal bahwa ibu saya sakit.
Dalam perjalanan pulang ke bojonegoro, jawa timur, saya mampir ke jogjkrta menemui dosen senior yang mengusulkan saya menjadi dosen, pagi itu saya berpakain baju lengan pangjang berwarna putih dan celana woll berwarna coklat matang, sepatu yang say beli seaktu mau ianugurasi saya pakai dengan kaos kaki nilon coklat, becak yang say naiki dari kampong kidul tempta say mondok dulu berhenti di depan pergelaran timur. Setealh saya bayar, dengan langkah mantap saya pun menemui beliau.
“dik, apakah menjadi mahasiswa pernah menentang kebijaksanaan universitas ? Tanya setealh kami berbicara menanyakan kesehatan masing-masing kemudian dia bertanya lagi: “ketika aktif di organisasi ekstra mahasiswa, pernah menentang kebijakan fakultas dan universitas ? ada salah seorang dosen keberatan adik mencalon karena hal-hal tersebut. Dua ornag yang bersama-sama adik diusulkan telah dip roses ke Jakarta, sementara ini beras adik masih dip rosessannya” demikian penjelasan dosen saya tadi.
“seinggt saya, belum pernah say ini menentang kebijakan pimpinan, kalau soalaktif di organisasi ekstra, memangya sih aktif dan itupun banyak manfaatnya,” saya berusaha menjelaskan.
“ini birokrasi dik” kata bekas dosen saya tadi. “siapa yang disenangi akan masuk lingkaran patrotnya, dan siapa yang tidak di sukai silit mendekati lingkaran tersebut”. Katanya sambil menjabat tangan saya ketika saya berpamitan.
Itulah pengalaman pertama saya dengan birokrasi, sulit rasanya saya melupakan hal itu, pengalaman pertama, menururt banyak orang, memang sulit di lupakan, apa pun yang pertama, memberikan kesan yang lain dari yang kedua, ketiga atau yang kesian kalinya.
Diatas becak yang membawa saya meninggalkan pegelaran, saya teringat kuliah di bakaloreat dulu luruang B pagelaran timur. Salah seorang dosen teori organisasi mejelaskan kuliah tentang birokrasi, bercerita mengenai tigkah laku presidenjackson di amerika serikat, sewaktu Jackson menang pemilihan menjadi peresiden, seakan-akan dia menang perang, maka semua rampasasn menjadi miliknya, karena partainya menang, maka semua jabatan administrasi pemerintah, diisi orang-orang dari partainya, tingkah laku Jackson ini mendapatkan banyak kritakan saat itu, salah satunya dari salah seorang anggota konggres dengan menyindirnya dengan rampasan perang tadi, akibat tingkahnya yang kelewatan serkah itu, sejak saat itu perbedahraan administrasi negar menambah istialh baru lagi, yakni “jacksonism” sekarang ini, menurut dosen saya tadi yang berkuliah, bentuk baru dari jacksonism bamyak diikuti oleh birokrat, misalnya menggangkat oegawawi sanak familinya, dari sesame golongnanya, atau sama-sama lulusan universitasnya, nampaknya amammater saya memberikan frangmentai cara kerja Jackson.
Victor Thompson, tokoh literature birokrasi, berucap: “birokrasi tidak mengenal belas kasihan. Tidak pula mengeanl cinta kasih” dikatakan selanjutnya bahwa birokrasi itu bersifat”infersonal”. Semua hal yang bertalaian dengan pribadi tidak berlaku di birokrasi, sauatu hari, kata Thompson bercerita, ada sepasang suami istri muda di amaerika serikat yang baru sajaa menikah. Suaminya ditugaskan di Vietnam, dan istrinya yang perawat itu mengajukan permintaan untuk di tugaskan di Vietnam bersam suaminya, disetujui mereka berangkat ke medan laga perang di Vietnam, setealh selang beberapa bulan di Vietnam, suaminya di tugaskan perang di daerah tertentu, istrinya memeohon supayay bersama-sama ditugaskjan di tempat tersebut, pe  rmohonannya di tolak, denagn alas an bahwa yang di tugaskan perang adlah prajurit bukan perawat. Inilah birokrasi, sifatnya tidak mengenal urusan pribadi, kata Victor Thompson.
Pengalam kedua, ketika telah beberapa tahun di birokrasi. Waktu itu, saya diikutkan dalam sebuah proyek, banyak di banggakakn waktu itu, karena orang mengetahui banyak dannya, sayapun ikut bengga diikut sertakan dalam proyek penenlitian. Pimpinan proyeknya dosen senior yang terkenal disiplin, ornagnya jarang tertwaw, atau bicara. Kalau memeang tidak perlu untuk bicara, walaupun berjumpa di pintu masuk kantor, tidak usash bicara, saya ditugaskan di lapangan riset, bersam angotta laianya yang juga dosen senior, teman saya riset ini, mengtakan tidk usah gelisah dan kwatir, itu hal yang biasa, tidak usah merasa berdosa katanya, masyallah, asal namanya proyek bebas dosa. Semoga saya tidak berdosa, batin saya berucap. Apa hubungan dengan birokrasi ? barangkali anda akan bertanya, begini: saya di tugaskan kelapangan itu di sertai surat perintah jalan (SPJ) oleh pimpinan proyek, surat ini di tanda tanggani dan di cantumkan tanggal berangkatnya dari jogja oleh pimpinan proyek, setalah satu minggu riset, sasya kembali pulang. Pagi harinya, senin, saya aporkan hail penelitian saya dengan menyerahkan (SPJ) tadi, setealh Spj diterima dan diamati, maka di tegorlah saya. Dalam Spj saya tidak di jatumkan tanggal pulang oleh pejabat yang saya kunjungi, lalu say jelaskan, sebenarnya saya tidak mengetahui kalau diissi tanggalnya. Apakah tidak bisa saya idi sendiri, kata saya waktu itu, dijawab tidak bisa, harus pejabat yang dikunjunggi, “apa saya harus kembali ke Kalimantan”? Tanya saya kesal “terserah” jawbnya angkuh. “pokonya harus pejabat yang di kunjunggi” ktanya sambil muka melihat kea rah lain, tidak mau menbatap saya. Saya pun menjadi maklum pemimpin proyek ini terkenal desipli
Disiplin merupakan sifat lain yang menonjol dalm birokrasi. Terngiang lagi kuliyah di pagelaran kesultanan ngayokyokarto. Dosen saya dengan suara yang datar tetapi bermutu, menegaskan bahwa birokrasi itu cirinya harus disiplin. Artinya, kata dosen saya waktu itu, harus menegakkan aturan yang telah di sepakati atau yang telah di tetapkan, untyk itu tiddak kompromi yang menyimaoang dari aturan tersebut. Dadlam kataa latin birokrasi tidk mengenal istialah kebijaksanaan, istilah yang semula memepunayai arti yang baik.krean sering digunakan untuk melanggar hal-hal yang berkaitan dengan birokrasi, lalu dikenl artinya kurang menyenangkan, seperti istilah birokrasi itu seniri, semula memepunyai arti ayang baik. Akan tetapi bentuk realita perubahan , birokrasi sering memepertunjukan hal-hal yang bebau negatof. Akibatnya, orang lalau menunding birokrasi itu jelek. Demikian kuliah di pagelaran, yang sekarnag keadianya saya tetap sendiri di tempat kerja.
“desiplin sebagai sifat birokrasi akan lebih efektif didearti dengan saudara kembarnya, yakni sifat formal yang berlebihan” kata dosen say dalam kuliyah lanjutnya, sifat formal yang berlibihan ini sama sekali tidakakan memberikan tempat terhadap hal-hal yang bersifat informal, perwujudan dri sifat ini ialah selalu mengembalikan urusan pada peraturan resmi (formal). Bunyi peraturana begini, saya tidak bisa berbuat lain. Kata-kata ini popular bagi pejabat macam ini, akibat lain dari formalitas ini, birokrasi acapkali ,melihat orang-orang disekitarnya seperti mesin otomatis penggerakbirokrasi, harkat manusioa sebagai makhluk utama ciptaan tuhan mulai lambat laun menurun derajatnya.mausia dianggap mesin bisa digerakkan semua pimpinan. Tanpa mau menyadari peraasaaan dan persefsinya. Jarang bicara, jarang tersenyum. Adamya diam dan bekerja sperti mesin. Ah lucu sekali, mana ada mesin bisa tersenyum.





















3.     Percakapan Imajiner dengan Max weber
“kalau kumpulan mereaka itu tidk diatur, kerja mereka bisa acak-acakan, semrawut, tidak rasional dan tidak efesiens. Jadi aku ciptakan model ini bertujuan agar dalam organisasi itu tercapai rasionalitas. Semua yang bernada pemborosan,yidak past, tidak menyakinkan, tidak ada aturan , dan mubazir dapat di atasi dengan konsepsi model saat ini.”
“nampaknya menarik sekali model tuan ini,” sela saya menimpali.
“ya, memang menarik,” jawabnya sambil berbatuk-batuk.
“dapatkah model macam tuan ini diterapkan di semua bentk masyarakat manusia?”Tanya saya.
“apakah model itu bisa di terapkan di Indonesia, di negara saya yang berda dengan tuan”, Tanya saya menjelaskan.
“itu pertanyaan bagus. Dan saya jawab bisa,” katanya sambil tersenyum, Nampak giginya masih lengkap. Saya terkejut. Setua ini giginya masih lengkap, gigi palsu barang kal.demikian pikirku.
“kalau model saya ini saya ciptakan hanya untuk masyarakat saya saja, ityu penalaranya sempit tuan, karean itu saya rancang secara umum untuk menampung prinsip-prinsip organisasi manusia itu,” dia berbatuk-batuk lagi. Nampaknya batuk yang menua dan kronis, matanya bekaca-kaca mungkin pengaruh batuk tadi, sementara dia batuk, pikiran saya teringgat apa yang di katakan karamer lagi. Model yang di kemukakan weber merupakan suatu “ideal type” suatu ideal tipe merupakan konstruksi metodelogi yang berusaha untuk menginplementasiakan bentuk yang murni atau gejala ideal yang inggin digeneralisasikan,. Walaupun seseorang mampu memahami beberapa sifat yang dapat mengambarkan ideal dari suatu gejala-semisal birokrasi iniia tidak akan mampu menjumpai semua sifat-sifat tersebut dalam bentk aslinya.
            Apa yang di kemukakan Kramer tersebut bertentanggan dengan jawaban weber sendiri ketika saya Tanya di atas: dia menjawab pasti bahwa onsepsi bisa diterapkan di sembarang masyarakat dan di sembarang organisasi serta tdiak mengenal bnetuk organisasi khussu atau spedifik pada masyarakat tertentu. Barangkali, karena dia yang punya konsep, mestinya jawabanaya serba baik dan menyakinkan.
            Saya lihat batuknya sudah mereda, di keluarkan cerutunya dan di suutkan dengan korek api yang sudah butut warna di hisapnya asap cerutunya dalam-dalam.pantas, pikirku, batunya meledak-ledak.
            “dengan senang hati” jawabnya dengan senyum. Dan dari kaca mata tebalnya saya lihat matanya berbinggar menunujukan kegimbaraan.
            “setiap organisasi, apakah itu pemerintahan dan nonpemerintahan, fungsinya sellu di atur sebagai berikut: pertama, harus ada prinsip kepstian dan hal-hak yang berbau kedinasan harus diatur berdasarkan hokum, yang biasasnya di wujudkan dari beberapa aturan atau ketentuan administrasi. Prinsip ini bisa di rinci lebih lanjut, misalnya kegiatan yang ajeg yag di perlukan untuk mencaoai satu tujuan dari birokrasi haruslah di bagi secara jelas dan pasti kepada para penjabat. Ototritas yag di berikan keada penjabat, di perlukan untuk memeperjelas tugas yang telah di serahkan kepadanya dan secara jelas memberikaan batas-batas aturan tentang hal-hal yang boleh di kerjakan olehnya dan pejabat lain. Kelengkapan car-cara lain, seperti misalnya menjamin kelangsungan pengsian jabatan harus di perjelas dan di pertegas, hanya orang-orang yang mempunayai persyartan dan ketentuan sajalah yang bisa diangkat dalam jabatan tersebut. Hal yang saya sebut ini di organisasi pemerintahan dinamakan kewenaggan birokratis.
            “prinsip kedua” lanjutnya, “diterpakan jenis tata jenjang dalam kedinasan”  dan tingkat kewenagnan. Prinsip ini mengandung makna bahwa ada tatanan di tigkat atas mempunayi kewenagngan mengawsi dan mengendalikan tingkat di bawahnya. Prinsip hirarki kewengan ini dapat di jumpai pad asetiap susunan birokrasi,baik di negara, organisasi dinamis, dan dalam perusahaan-perusaan swata”
            “mengapa haarus ada pembedaan tingkat yang hirarkis”? Tanya saya menyala.
            “sebab, kalau tidak di atur sedemikian, manusai ini ingginya di atas terus bahkan sebaliknyaselalu minta di bawah, pendek kata agar terjadi keserasian kerja, keharmonisa, dan rasionalitas. Coba bayangkan,lulusan temple ini maunyakan menjadi pimpinan di atas. Kalau semua mau datas siapa ynang mau di bawah,? Tanya sambil tertawa berbarang bersama batuknya.saya pun ikut tertawa tiba-tiba bola football yang bulat lonjong yang dimainkan oleh mahasisiwa hitam di halamamn rumput depan kami duduk, terlempar kea rah kami, hamper saja mengenai perut max weber yang buncit, untungnu tanagan saya cepat menangisnya,mahisswa hitam tadi datng memeinta maaf, dan di pungutnya bolanya.
            “prinsi ketiga,” managemen yang medren haruslah didasrkan dengan dokumen-dokumen yang tertulis, yang aslinya tersimpan tahan lama dan dalam bentuk yang kuat. Oleh karena itu harus ada satua organiasi dan pegawai yang bertugas untuk itu”disini max weber berhenti di rogoh sakunya dan diambilnya ceretu;
            Pikiran saya melayang ke jombang, ke serambi masjid darul ulum. Prinsip ketiga birokrasiya max weber ini mengikatkan saya kepada pengaaiian guru saya. Agma islam mengharuskan bagi pemeluknya yang melakukan usaha berdagang supaya di dasarkan atas cataan-catatn tertulis. Dalam hal ini pikiram weber sejalan dengan isi pengajian di rejoso dulu.
            “prnsip keempat, spesialisasi dalam managemen atau organisasi, hruslah di dikung oleh keahlian yang terlatih, kelanjutan dari prinsip hirarki di atas adalah spesialisasi ini. Dalam spesialisassni ini penajabat dukungnya haruslah seorang ahli yang erlatih, umpamamnya, perpustakaan di depan kita ini, merupakan bentuk spesialisasi managemen universitas temple.
            “prinsip kelima,hubungagn kerja antara orang0orang dalam organisasidi dasarkan ata prinsip impersonal hubungaan ini jelas tidak memberiakan bagi berbagai aspirasi yang sifatnya pribadi. Belas kasih, cinta kasih, kasih saying, kesedihan, dan kesenangan, jangan mengintervensi ke tat hubungan birokrasi ini, kalau itu msuk, maka rsional litas tidak bermakna lagi”.
            “sekarang bagaimana apliksi prinsip-prinsip yang saya kemukakan itu pada organisasi pemerintahan? Katanya melanjutkan, setelh beberap saat berhenti.
“mengapa tuan pilih opemerintahan sebagai sasaran aplikasi konsep tuan ? balik saya yang bertanaya
“ya, karena dia merupakan organisasi yang besar di dunia kita ini, selain itu kita tidak bisa menghidar dari satuan aktivitas pemerintahn itu. Semua ornag terikat senantiasa berhubungan denagn organisasi yang satu ini,” ucapnya menyakinkan saya.
“dalam kaitanya dengan pemerintahn ini, ada tiga hal yang tidak boleh di lupakan mengai otoritas, katanya memulai keterangan. Saya jadi heran sendiri, apa yang baru saya pikirkan terjawab oleh weber.
“padangan saya mengenai otoritas mencakup tiga hal yang saya katakana tadi. Tigs hal hal itu yakni:otorittas tradisional,otoritas khaismatik, dan otoritas legal rasional.
“dapatakah tuan menjelaskan ketiga perbedaanya ?” sasya menyala.
“ya. Ya. Akan saya jelaskan berikut ini,”jawabnya seakan-akan mengencam kesabran saya
“otoritas tradisional, mengklaim lestimasi dalam basisi keaslian dari kekuasaan mengontrol dari yang di warisi dari masa lampa dan yang masih dianggap ada dan berlakusampai saat sekarang seseorang yang mejalankan otoritas dalam sisitem tang tradisional ini sementarara mencari keselarasanya denagn aturan-aturn tradisional yang di turunkan masa lalu tersebut. Ototritas macam ini tidak menyenagi adanya perubahan. Seseoarang yang melaksanakan otoritas ini takut mengembangka cara-cara tradisional ini, karena kwatir akan memebahakan legistimasinya. Atributnya bahwa wilaya kontrl, terbuak untuk di diskusikan bagi orang=orang yang menduduki  posisi-psisi kewenagan dalam sisitem tersebut. Hal-hal semacam ini akan menciptakan hubungan-hubungan pribadi secara intensif di anatara atasan dan bawahan. Sehabis menerang otoritas ini di robihkanya lagi kantongynya dan di keluarkan sebatng cerutu.
“ini apel tuan. Istri saya tadi memasukan apel ini ke rangsel saya”, saya tawarkan dua buah apel itu kepdaya, di mengambilnya satu.
“terimakasih, saya senang sekali buah apel.” Katanya sambil menggit dan mengunyah buah apel tersebut. “senamg sekali mempunayai istri serperti tuan,” katanya memuji, “saya teringat istri saya” katanya kemuian. Saya tersemyum sambil mengunyah buah apel.
Perut saya tiba-tiba terasa lapr, rasanya saya belum makan siang. Saya lihat max weber berdiri dan memebetulkan celananya yang kusut.
“tuan ada kelas”? Tanya kepada saya.
“tidak tuan,” jawab saya singkat.
“bagsimana kalau besk kita berjumpa lagi disisni ?” katanya memeinta persetujuan saya.
“senank sekali, kebetuan besok saya tidak ada kelas,” jawab saya
“OK kita berpisah dulu Tuan.”katanya sambil menjabat tangan saya
“terima kasih tuan atas semua keterangannya yang sangat berharga itu,” kata saya berterimakasih.
you are welcome,” katanya memebalas.
“ bisa tidur nyenyak tuan semalam.? Tanya saya setelah dia duduk dan bersandar di tembok pengyangga menara lonceng.
“pulas sekali tuan,” jawabnya sambil tersenyum.
“ada hal=hal baru yag perlu di terangkan lagi kepada say tuang ? tanya saya
“sya justru akan bertanya kepad tuan, adakah sesuatu yag tuan tanyakan kepada saya ? balik dia bertanya kepda saya.
“O, kalau begitu ada tuan, jawab saya sambil memebuka catatan yang telah saya siapkan. “ada ada sementara ahli yang mengkritik konsepsi tuan, yang saya nilai agak kejam dari warean bennis. Pada tahun 1978 bennis mermalakan bahwa sekitar 2 sampai 50 tahun kita akan menyasksikan hayat dari birokrasi. Bagaimana komentar tuan tentang itu ? Tanya saya
“bennis memeang mempunyai lasan yang bisa saya terima kalau tuan tahu werren bennis termasuk tokoh dalam ilmu perilaku, maka tuan akan memahami mengapa tuan berasumsi seperti itu, bennis da[at banyak pengaruh dari kaun “futurologist”seperti misalnya Bertrend de Jouvenal, Daniel Bell. Olaf Helmer. Dan yang lain, karena itu pkiranya sellu di hgelitik masa depan. Seperti yang tuan katakana kearin bahwa pemikiran untuk memandang hubungan personal di perhitunga di dakam konsep saya, maka bennis arahnya seperti itu.
“apa yang tuan maksud dengan sifat cenggeng itu?” sela sya tidak sadar.
“semua sifat personal itu akan di turuti umunya bernada cenggeng tuan. Itulah saya tidak berkeinggianan mencapur aduk antararasioanal yang dsarnya disini, (sambil telunjuk tangannya menudng dan mekan-nekan dhinya)dan hal-hal yang cengen yang berda disini(sambil menekan dadanya). Dia berhenti sejenak sambil bibirnya mengelum senyum.
“kalau demikian tuan juga termasuk kaum “futurologist”bukan? Yanya saya padanya
“bukan tuan, kalau saya kebetulan berpikir untuk masa depan seperti itu menurut ilmu saya saya agar konsep-konsep berlku untukmasa yang lama melampaui masa-masa say, “ jawab agak bimban.
“itu namanya futurologists tuan, menurut saya yang tuan terang kan tafdi,”kara saya mencoba menegaskan kepadanya.
“terserah tuan bagaimana tuan menemakan saya yang tua Bangka ini”, jawab pasrah.







4.     Komunikasi Yang Manusiawi

Semua makhluk yang di ciptakan rabbul alam dapat berkminikasi dengan sesamanya. Burung merpati denagan burung merpati, semut dengan semut, setan dengan setan, jin dengan jin. Mereka semua itu mengunakan isyarat yang dapat mudah di mengerti di anatara meraka sendiri. Hanya dalam hal-hal yg jelas dan tertentu dan mestinya dengan seizing penciptaya. Makhlu-makluk tertentu bisa berkomunikasi dengan makhluk lainya. Misalnya, manusia bisa berkomunikasi dengan anjing,
“orang berkomunikasi dengan orang” kata professor silberman, guru saya dalam teori komunikasi antar manusia di temple universitas, “prosesnya melalui beberapa tahun. Sebagai manusia yang di karnuiai sifat-sifat manusia dan rasional, sebelum berkomunikasi orang berpikir apa kira-kira yang akan di kumunikasikannya. Proses berpikir yang melbtkan energy dan perasaanya itu kemudia di komulatifkan menjadi buah pikiran atau ide yang akan di sampaikan kepada pihak lain. Kalau orang lain di ajak berkomunikasi tidak mau mengerti proses ini, perwujudanya mereka tidak mempunyai emphaty dan tidk mau menghargai lawan bicara. Inilah komunikasi yang fatal diantara manusia, kareana itu jika kita berkomunikasi denagn orang lain, berikan pekanan bahwa lawwan bicara kita manusia yang bisa berpikir dan memepunyai perasaan seperti manusia. “ pesan professor Silberman. Saya renengkuan kata-kata guru saya itu. Memeang sulit sebenarnya mengatur manusia ini. Bagaimani a kita bisa memeinta orang lain untuk mendegarkan apa yang akan kita ucapkan. Manusia mempunyai hak untu tidak mau mendegarkandan juga memepunyai hak untuk mendengarkan. Untuk yang tidk mau mendengarkan bagaimana caranya, atau hak kita untuk memeina mereka mau mendegarkan, ah. Iniperkara hak asasi manusia. Adkah kaitanya hak asasi dengan tatakrama manusia berkomunikasi. Demikian beberapa hal yang menganggu pikiran saya ketika mendengarkan kuliah dari guru saya itu, lalu berucaplah day hal itu menannyakan hal itu kepasanya.
“secara politis memang benar mkita mempunyai hak untuk tidk mendengarkan. Tetapi secara etis kita manusia seharusny kita bersikap wajar sebagai manusia berhubungan dengan manusia lain” jawabnya sambil tersenyum.
Dalam aktif mendengar, kita diminta menghayati dan merasakan apa yang dihayati dam dirasakan orang lain yang bicara kepada kita. Dalam istilah psikologi, kita harus mempunyai emphaty ini, kita di jauhkan mempergunakan kata-kita yang bersifat atau bernilai (judgement). Cobalah rasakan apa  yang di kemukakan, dan kmudian berilah dorongan atau tanggapan yang merangsang dia mau lebih percaya keapada kita seperti:

-          O, bagus,
-          Menarik sekali
-          O, iya

Atau kalimat seperti :
-          Coba ceritskan tentang itu
-          Saya tertarik mendengar apa yang anda ucapkan
-          Coba kmari kita bicarakan bersama
-          Nampaknya sangat bagus pendapat udara
Demikian pula ucapan yang bernada penerimaan (acceptance) seperti:
-          Anda mempunyai pendapat yang benar untuk hal itu
-          Saya sangat menghargai anda yang mau berterus terang
-          Saya akan banyak belajar dari anda
-          Peb=ndapat anada sangat bermanfaat untuk di dengar
Kata-kata dan ucpan kalimat seperti di atas bernada tidak menilai pembicara (non judgemen). Dan kata-kata serta ucapan di atas seyongyana di pergukanakn secara dalam berkomunikasi dan mendengar secara aktif.
Kejadian yang sering kita alami dan kita ketahui di birokrasi, masih bnyak kumunikasi dengan menilai terlebih dahulu lawan bicara kita, apalagi jika persangka buruk ikut terlibat. Lebih parah lagi jika pem=namolian lawan bicaara sudah tidak berkebaan di hati kita. Seorang pegawai rendahan yang penampilanya tidak bisa kita paksakan segagah kita, acapkali mengalmi nasib yang jelek dengan komuniksi denganatasanya. Membuang muka sambil di lyani denagn membaca Koran, muka atasan yang tidak jernih, di layani sambil melihat jam tanganya, dijawab dengan suara singkat tidak keluar dari mulutnya, dan banyak lagi cara-cara lain yang membuaat bawahan kita kecil hatinya kalau mau menemui atasanya, teringat say akan pak samiyo perseruh merangkap tukang kebun fakultas yang “gagap” kalu menghadap atsanya. Tetapi bicaara lancer dan sendewa tawa yang meraih kalau komunikasi dengan sesame pesuruhnya. Teringat pula mahasiswa saya yang keluar keringat dinginnya kalau mau menghadap dekanya. Sea banyak lagi fregmentasi perlakuan yang kurang manusiawi dalam komunikasi birokrasi maupun antar manusia di bidang lainya.
Ronald levy dalam bukunya tentang self-revalation tbrougb realitionship berujar bawha dalam hunbungan dengan manusia. Suatu hal yang tidak boleh di lupakn  ialah memahami diri atau “self”dari manusia itu sendiri. Setip orang, kaatnaya, adalah unik. Karena orang mempunyai banyak hla yang sama dengan yang lainya. Beberapa aspek yang ada di dalm diri kita ke uni-unikan sebagai seorang individu, oleh Ronald di sebutkan diri atau “self” atau “kepribadian” kita. Itulah sebabnya kita semua berkeingginan untuk membagi atau “share” tentang kenyataan atau kesamaan bahwa kita unik tadi seama kita. Jadi dengan demikian, kesamaanyang ada diantara seasma manusia ialah masing-msing manusia itu mempunyai kpreibadian satu “self”. Ke unikan berikutnya bahwa kpribadian yang ada di dalam diri masin-massing itu tidak ada yang sama, tidak ada diantara kita sama persis di antara lain, kerean kperibadian itu mempunyai dua factor yang utama, yakni factor yang membantu kita menggenal keuniakn tadi, dan factor yang menyatukan yang membuat kita bersatu dengan yang sesamanya, memahami kontruksi “self” ini amat penting di dalam komunikasi antar manusia, Ronald membantu kitamemahami self itu dengan memgambarkanya empt jendela sebai berikut:
 

I                                                                       II
TSL                                                                 TS
Tahu Diri Sendiri                                            Tahu Diri Sendiri       
Dan Orang Lain                                                         
           
III                                                                    IV
TL                                                                   TTSL
Tahu Orang Lain                                             Tidak Tahu Diri Sendri
                                                                                    Dan Orang Lain
                       
            Candela pertama memberikan gambaran bahwa ada sementara orang yang mengetahui tentang diri sendir dan orang lain. Dan gambaran tentang sesuatu yang bisa di ketahui oleh dirinya dan di ketahui oleh diri orang. Jendela ini memberikan kesempatan orang unk member tahu “share” dengan orang lain, misalnya haal-ha yg bisa diketahui oleh orang lain. Nama, latar belakang, pendidikan, keluarga tempat kelahiran, dll.
            Candela kedua, terisi hany orang-orang yang thud an boleh di ketahui dirinya sendiri. Orang-orang ini tidak berkeinginan mengetahui diri orang lain dan apa yang ada di dirinya tidak ingin di ketahui orang lain. Candela ini peuh terisi kerahasian. Banyak yang di sembunyikan dan sedikit yang di bagi bersama, pengalaman dan peraksaaan seksual, kesan negative dengan orang lain, jumlah penghasilan, dan umur, (orang berusaha menetupinya)
            Candela ketiga dpat di pakai oleh orang-orang yang mahu tahu orang lain. Akan tetapi tidak punya niat untuk membagi tahu. Oran macam ini barangkali di sebabkan untuk ingin melindungi dirinya dari rasa malu, dakit, atau kecewa, misalnya karena adanyaa hambatn fisik atau bau nafas yang kurang sedap, kebiasaaan gemetar kalu bicara, (nervous) dan hal-hal yang sejenis
            Candela keempat terisi oleg orang-orang yang tidak mau tahu akan dirinya dan sesuatu yang berasal dari orang lain, oran berdiri di depan cendeal keempat nibiasaya coba melpakan segala pengalaman diri masa lalu yang tidk seap, penuh dosa, dn tidak ingin di ulanggi lagi.
            Tiga orang ahli komunikasi antar manusia, masing-masing James McCroskey, Carl Larson, dan Mark Knpp, dalam buku yang di karang bersama In introduction  to Interpesonal Communication, mengatakan bahwa ada jarak social (social distance) antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi. Jarak itu terbentang antar apngembang dan penerima komunikasi, dan jarak social iniberupa homopoli dan heterpoli (homoli and beterpholy) anatra orang-orang yang terlibat dalam komunikasi dapat dikatakan bahwa ada persamaan atribut antara sumber dan peneriama komunikasi, jarak social sebagai aatribut antara sumber dan peneriama informasi itu dapat di sebutkan misalnya, kesamaan aau sama tingkat pendidikan, tingkat social dan ekonominya, gambar berikut ini dapat menolong memahami ke dua macam jarak social berikut:
            Sumber (Tinggi)                                                                      Penerima (Tinggi)
                        A                                                                                             A
                                                                        Homopili
                                                            Heteropili
            B                                                                                             B
                                                Optimal Heteropili

Rendah                                                                                    Rndah
 Orang-orang yang mempunyai tingkat kesamaan atau hmopill cenderung mau melkukan komunikasi sesamanya, dari gambar di atas antara sumber informasi A denag penerima informasi Ayang kedudukanya sama-sama tinggi tingkatanya. Seorang penjabat eselon dua satu dapertemen maunya berkomunikasi dengan dua pejabat esolan di dapertemen lain. Jarang di jumpai du pejabat esolan mau berkomuniksi dengan empat pejabat eselon. Seorang istri pejabat cenderung hanya mau berkomunikasi dengan istri pejabat yang sama tingkatanya dan jabatanya. Jarng di jumpai istri pejabat tinggi mau (menegur) istri jabatan di bwahnya.
Menurut tiga penulis di atas tadi, komunikasi yang di lakukan oleh orang-orang yang homopilus akan lebih ofektif. Sebaliknya komunikasi atar orang-orang heterpilus kurang efektif. Senaliknya komunikasi antar orang-orang heterfelus kurang efektif. Dalam gambar, komunikasi antar sumber informasi A yang mempunyai tingkat yang lebih tingi daaripada kedudukan penerima informasi B merupakan contoh hetorefoli dalam komunikasi. Dalam komuniasi hiteropoli, suatu pertnayan yang perlu di enengkan ialah sampai seberapa jauh perbedaan itu di seyongyakan.
 Lawan dari defensive ialah sikap yang suporif. Skap suportif sialah sika yang mendorong.  Merangsang, dan menghargai, lawan bicara kita, Gibb merinci beberapa cirri dari dua kategori komunikasi sebagai berikut:
TABLE 1
Kategori sifat-sifat dari suasana  komuniksi
Yang difensif dan suportif
Suasana Defensif                                            Suasana Suportif
1.      Penilian                                                     1.     Penjelasan
2.      Pengawsan/control                                    2.     Orientasi Masalah
3.      Strategi                                                      3.     Spontanitas
4.      Netralitas                                                   4.     Empathy
5.      Superioritas                                               5.     Kesamaan
6.      Kepastian                                                  6.     Kesemtaraan

Kalau kita sebagai pejabatasan atasan dalam birokrasi seringkali menciptakan sesuana yang difensif misalnya: seringkali melakukan penilian, pengawasan, peneknan pada strategi, menunujukan superioritas kita, walaupun suatu ketika kita untuk melakukan cirri-ciri defensive di atas, kita akan memperolaeh jawban dari bawaham kita tetap dalam krangka defensive tersebut, contoh dalam birokrasi dalam rumah tangga, seorang ibu yang selalu menciptakan suasana yang defensive, suatu ketka dengan baik-baik mencari anak kesayanggan dengn mengucap “bobby, di mana kau ? ana yang di cari akn menjwab, “ma, saya tidak melakukan itu kok,” jwaban bobby itu jelas tidak menunjukan sifat yang defensive. Karean dia tahu bahwa namanya selalu menilai, mengontrol, menunujukan sikap superriornya, dan menekankan semua yang di kerjakan dengan anaknya harus pasti.
Dala banyak hal komunikasi yang ideal, di harapkan terhadapnya simulasi dewasa kemudian diikuti dengan respon yang dewsa pula, keadaan seperti ini akan menyajikan proses interaksi yang matang antarra yang berinisiatif melakukan transaksi dan mejawabnya.
Dalam banyak ha komunikasi yang ideal, di harpakan terhaapnya stimus dewasa kemudian di ikuti dengan respon yang dewasa pula. Keadaan seperti ini akan menjajikan proeses transakasi yang mantang antara yang berinisisatif melakukan transaksi dan yang menjawab.
Orang tua dan egonya dalam bahsa transksi sosialnya akan memepergunakan kata-kata dan ungkapan sebagai berikut:
-          Selalu
-          Tidak pernah
-          Karena
-          Harus
-          Apa yang akan bakal di katakana oleh tetangga kita
-          Pasti
-          Jangan kwatir
-          Semuanya akan beres
-          Semuanya bisa diatur
-          Hai saying
-          Baguslah
-          Coba saya benarkan untukmu
-          Coba saya tolong
-          Kami sealalu melakukan dengan cara demikian’
-          kami tidak pernah mealukan hal itu
-          jika saya seperti kamu, maka
kadang orang tua juga sering melakukan evaluasi. Dalm hal ini bahasanya sebagai berikut:
-          anda berbuat baik sekali
-          bagus
-          jelek
-          salah dll,
selain itu gaya orangtua juga dapat pula dilihat dari sikap dan gerakn yang di lakukanya. Sikap dn gerakan itu antara lain:
-          menunjuk dengan telunjuk
-          tersenyum
-          memutar bola mata keatas dank e bawah dn kiri kanan
-          menggukkan kepala tanda setuju
orang dewasa sering kali dalam transaksinya mempergunakan kata-kata atau kalimat seperti berikut:
-          menggapa
-          apa
-          kapan
-          dimana
-          ya
-          tidak
nadasuara dapat berupa sebagai berikut:
-          memekik
-          tertawa terbahak-bahak
-          bersumpah
-          menggoda
-          bermain-main
dan ekspresi raut mukanay dapat dilihat sebagi berikut:
-          main mata
-          merajuk
-          mata berkaca-kaca
-          gembira
-          mengangumi
demikian beberapa bahsa, gerak, raut muka dari tiga macam ego yang di kemukaakan oleh masing-masing ego dalam transaksi sosialnya. Ketiganya akana terliahat mana kala orang-orangya yang didominasi oleh masing-masing ego yang berkomunikasi antar pribadi, apapun bentuk transaksi yang di lakukan oleh atra orang-orang dalam kesatuan sosialnya. Maka keadaan ketiga ego yang diuraikan di atas akan nampa.
Setiap transaksi dapat di kelompokan atas tiga macam, antara lain:
a.       transaksi komplimentar
b.      transaksi bersilang, dan
c.       transaksi ulterior.





5.     Kepemimpinan Partisipasi

Gajah sama gajah bertngkar, pelanduk mati di tengah-tengah. Ini peribahsa melayu.pribahsa ini mengabrkan betapa pentingnya peranan pemimpin. Artimya, jika pemimpin sama pemimpin bertengkar, maka korbanya rakyat kecil.
Pimpinan birokrasi, kata dosen saya, merupakan pemimpin yang diangkat dalam suatu jabatan oleh pejabat yang berwenag. Dia menjadi pemimpin karena mengaplai suatu unit organisasi tertentu. Di mempunyai bawahan atau staf sebagai pengikutnya, para bawahan itu berada pada garis komandanya. Merak berda di situ karena teah di atur oleh yang berwenagn mengaturnya, semua di batasi oleh aturan  main yang telah di tetapkan, bahkan apa yang telah di ucapkan rentnag komandanya seakan-akan tealh di atur oleh komandan tersebut, pimpinan birokrasi ini dilihat aturan yang mengikatnya seakan-akan tidak bebas dari pimpinak non birokrasi. Di namakan pimpinan karena ada wujudnya dia bertugas memminpin, mengarahkan, dan mengendalikan, baik orang-orang yang ada di kesatuanya atuapun fasiltas lainya yang berada di dalam wewenang.
Kepemimpinan dalam suatu organisasi memang selalu di mulai dari system yang formal. Peran ini di wujudkan dalam hirarki kewenangan. Seperti misalnya jabatan peresiden, wakil presiden, rector,dekan,camat, dan komandan sector,. Kewenangan yang ada tersebut merupakan kekuasaan legitimasi, artinya. Kekuasaan yang melekat pada jabatan tersebut untuk yakinkan bahwa individu yang berada jabatan di bawahanya telah memenuhi persyaratan yang telah di tetapkan oleh peraturan yang ada.
Berdasrkan pemikiran ini maka dapat di bedakan secara jells antara kepemimpinan yang sukses dan yang efektif. Sebagi contoh atas perbedaan keduanya saya kemukakan sebagai berikut: seorang pemipin A (tepatnay atasan atau manejerA) berusaha mempenaruhi orang lain B untuk mealkukan [ekerjaan tertentu. Usaha A dapat di katakana sukses atau tidak akan tergantung pada usaha B dalam menyelasikan pekaerjaan tersebut, kesuksessan A dapat di gambarkan dalam garis kontinum seperti ini (saya menggambar di papan tulis, mejeaskan uraian saya):
                                                                                               
0                    Sukse
kepemimpinan                                                 Perilaku
A                                                         B
                        Bertujuan                                                        Resultan
0                    Tidak Sukses
Sukseskan tersebut beranjak dari titik yang sangat sukses sampai ke titik tidak sukses. Seanadinya kepemimpinan A itu sukses, dengan perkataan lain respon B terhadap timulasi kepemimpinan A berda pad belhan sukses pad garis kontinum, kejadian ini bertujuan bisa memberikan arti kepada kita bahwa kepemipinan tersebut efektif, jika gaya kepemimpinan A tidak menjamin adanya kesamaan penghargaan B, dan jika B hanya terpaksa pekerjaan itu karena kesuksesan A, dapaat di katakana sebagai kepemimpinna yang sukses, akan teteapi bukan efektif, B hanya merespon terhadap keingginan A, karena A memliki seperankat sanksi baik berupa penghargaaan atau hukuman. Dan yang terpenting B tidak melihat kebutuhany bisa dicapai dengan memuaskan tujuan atasanya atau organisasinya.
Sebaliknya, saya jelaskan lebih lanjut seandainya kepemipinan A menghasilkan respon yang sukses, dan B melakukan pekerjaan itu denagna kebutuhanya (aslinya: rewarding) B mersa horamat pada A, rela dan senang hati, mau bekerja dan di perintah olehA. Kepemimpinan A disinimencerminkan kekuasaan jabatan dan kekuasaan pribadi. Hal seperti ini dapat di katakana kepemimpinan yang efektif. Efektifitas ini juga bergerak dalam garis kontinum antara yang efektif dan yang tidak efektif. Kembali saya gambarkan yang saya maksudkan tadi di papan tulis:
0        Efektif
0        Sukses
0        Tdk efektif
Kepemimpinan                        Perilaku
A                                                   B
            Bertujuan                                Resulutan
                                                                                    0    Tdak Sukses
Sukses harus di hubungkan dengan bagaimana sesorang atau kelompok berprilaku, sebaliknya efektifitas di kaitkan denganpernyataan internal atau predisposisi dari seseorang atau kelompok. Jika seseorang tertarik hanya skses saja, maka ia menekankan pada kekuasaan jabatan dan mempergunakan wawasan tertutup. Sebaliknya, jika seseorang dikatakan efektif kalau orang tersebut mennunjukan kekeuasan personal dan memprgunakan wawasan terbuka. Kekuasaan jabatan cenderung di limpakan ke bawaah sepajang jalur kekuasaan hirarki organisasi, sementra kekuasaan pribadi (personal) di hasilkan dari bahaw mealaui pengakuan paa pengikutnya.
Perilaku kepemimpinan yang lebih berorientasi pada tugas dapat dikenali dengan cara berikut:
-          Meminta dn kadang-kadang member keterangan (informasi)
-          Mengarahkan dan memperjelas peran yang harus di arahkan
-          Menyimpulkan ketrangn dan tuga yang akan di berikan

Sedamngkan perilaku pemiliharaan tata hubungan kemanusian dapat di kenali dengan cara berikut:
-          Mendorong terwujudnya peran serta (participation)
-          Dalam berkomunikasi lebih banyak menunjukan sikap sebagai fasilitator
-          Lebih menyukai usasha menurunkan tegangan tinggi (aslinya:tension reliever)
-          Lebih bersikap sebagai penghangat terhadap proses pelaksanaan kerja daripada pengendali
           




























6.     Perilaku Birokrasi

Di dalam literature barat, yang sering kita jumpai selama ini adalah buku-buku yang membahas tetang perilaku ora=ganisasi atau perilaku administrasi, jarag di temui istilah perilaku birokrasi. Saya pakai istilah itu karena saya akan prnrnkanan tentang bagaimanasiskp dan aktivitas birokrasi yang cock dengan lingkungya. Kalau organisasi atuau birokrasi bisa di perilaku, mengapa tidak untuk birokrasi?, padahal, baik organisasi, admnistradi, ataupun birokrasi sama-sama satu sisitem. Oragganisasi merupakan kumpulan orang yang memepunyai sikap dan perilaku, tertentu di dalam usaha bekerja mempunayai satu tujuan. Administrsi suatu system yang bekerja ssama tersebut yang memepermudah usaha suatu organisasi, demikina pula birokrasi system yang berusaha memeahami periklaku-perilku diu dalam organisasi agar tertap rasional sehingga efektif untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, dengna melihat kenyataan sepeeti itu, makak layaklah tulisan ini mengetegahkan  gagasan tetang perilaku birokrasi.
Perilaku merupakan sutu fungsi dari interaksi anatara seorangindividu dan lingkungannya, ini formal pisikologi, dan memepunyai kandungan pengertian bahwa perilaku seseorang itu tidak hanya di tentukan oleh dirinya sendiri, melainkan di tentukan sampai beberapa jauh interaksi antara dirinya denagn lingkungya, formula pisikologi ini dapat di tuliskan denagn rumus sebai berkut.

P          = (I,L)
P          = perilaku
F          = fungsi
I           = individu
L          = lingkungan

 Perilaku birokrasi pada hakikatnya merupakan hasil interaksi aatara individu-individu dan organisasi. Oleh karena itu untuk memahami perilak birokrasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu=individu sebagai pendukung organisasi tersebut.
Individu membwa tantanan ke birokrasi, kemampuan, kepercyaan diri, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman mas alianya, ini semua merupakan karekteristik individu. Dam karekteristik ini akan di bawa olehnya manakala individu itu tersebut akan memasuki suatu lingkungan baru, semisal birokrasi atau organisasi macam ini, adpaun birokrasi yang di pergunakan sebagai system untuk merasioanl organisasi itu juga mempunyai karekteristik sendiri karekteristik nya dapat di amati dalam bab “percakapan imajiner denga max webber” antara lain: adanya keteraturan yng berwujudkan hirarki \, adanya pembagian kerja, adanya tugas-tugas dalam pembagian tertentu.
Jika karekteristik individu yng di sebutkan di atas berinteraksi dengan karaekteristik birokrasi tersebut. Maka timbulah perilaku birokrasi. Model umumnya dapat di gambarkan sebagai berikut







Karekteristik
Individu
-          Kemepuan
-          Kebutuhan
-          Kepercayaan
-          Pengalaman
-          Dan lain-lain




Perlilaku
Birokrasi
 


Karekteristik
Birokrasi
-          Hirarki
-          Tugas-tugas
-          Wewenang
-          Tangung jawab
-          Sisitem reward
-          System control






IDENTITAS BUKU
Judul                           : Perspektif Perilaku Birokrasi
Pengarag                     : Drs. Miftah Thoha, MPA.
Penerbit                       : PT Raja Grafindo persada, Jakarta
Halaman                      : 192 halaman
Jumlah bab                  : 6 bab










           









TUGAS
Study Birokrasi Publik
MERESUME
DISUSUN OLEH:
MUS MULYADY
1301120713
ILMU ADMINISTRASI NEGARA



FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar